Mi Instan Naik Harga, Ini Penyebabnya

Penulis : Editor :
Nasional141 views
Mi Instan naik harga/Tangkapan Layar/Dok. klikdokter.com/

MEDIACREATIVEID.COM – Produk makanan mi instan mudah ditemukan, mulai dari warung pinggir jalan hingga restoran.

Mi instan diketahui pertama kali hadir di Jepang setelah Perang Dunia II berakhir, akan tetapi sekarang setiap negara memiliki mi instan dengan ciri khasnya masing-masing.

Indonesia termasuk negara pemakan mi instan terbanyak kedua setelah China dan Hongkong, tercatat sepanjang 2021 sudah menghabiskan 13.270 juta porsi.

Bahan baku utama mi instan adalah tepung terigu yang berasal dari gandum, kandungan utamanya adalah gluten yaitu protein dari glutenin dan gliadin.

Baca juga: Diversifikasi Tanaman Pangan Pilihan Jokowi Atasi Krisis Pangan

Makanan praktis yang murah meriah ini, sekarang terancam naik harganya hingga tiga kali lipat.

Dirangkum Mediacreativeid.com dari berbagai sumber bahwa kenaikan harga mi instan disebabkan berkurangnya pasokan bahan baku yaitu gandum.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengingatkan masyarakat yang banyak makan mi instan agar berhati-hati karena kemungkinan akan naik secara ekstrem yaitu tiga kali lipat.

Kenaikan tersebut merupakan imbas dari perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan impor gandum terganggu.

Indonesia merupakan salah satu negara yang bergantung pada impor gandum, walapun stoknya masih tersedia tetapi harganya dipastikan melonjak akibat rebutan banyak negara.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan bahwa dampak dari ketidak stabilan ekonomi global karena pandemi dan perang Rusia-Ukraina mengakibatkan lonjakan harga gandum.

Baca juga: Harga Bawang Merah Terus Melonjak, Ini Sebabnya

Lonjakan harga gandum akan berpengaruh terhadap harga mi instan dan turunannya.

Sandiaga berpesan, agar kita tidak terus menerus ketergantungan dengan bahan baku impor maka masyarakat harus mengoptimalkan sumber pangan dan berbagai produk ekonomi kreatif.

Menurut data Badan Pusat Statistik 2021 sebagian besar gandum diimpor dari Australia, sekitar 25 persen dari Ukraina.

Walau demikian, jika yang 25 persen itu untuk produk mi maka biaya produksi juga akan naik yang dibarengi dengan naiknya harga-harga barang lain.

Semoga kenaikan harga mi instan tidak terjadi, sebagaimana bantahan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bahwa harga gandum di bulan Agustus 2022 sudah mulai terkendali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *