Bamboo Dome Maha Karya Hasil Kolaborasi Original Indonesia

Penulis : Editor :
Teknologi74 views

MEDIACREATIVEID.COM – Bamboo Dome sebagai bangunan indah di Apurva Kempinski, Nusa Dua Bali menjadi lanskap yang menarik perhatian pada KTT G20.

Bangunan indah Bamboo Dome menjadi saksi bisu bersantap makan siang para delegasi KTT G20, beberapa hari lalu.

Ide pembuatan Bamboo Dome lahir dari keinginan membuat sesuatu yang unik, sementara itu pemilihan bambu karena mudah dibentuk melengkung.

Struktur lengkungnya bambu menjadi tantangan bagi pengrajin dalam pembuatan Bamboo Dome.

Lokasi makan siang para petinggi dunia ini dibangun dalam waktu terbatas yakni tiga minggu untuk menyelesaikannya.

Baca juga: Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Sang Fotografer di KTT G20

Hal ini menuntut kerjasama yang intens antara arsitek, pengrajin bambu dan para penggiat untuk memastikan keamanannya.

Dirangkum Mediacreativeid.com dari berbagai sumber bahwa pembuatan Bamboo Dome itu idenya para desainer.

Saat dunia senang memilih yang artifisial, justru Bali memiliki yang original, bambu sebagai pilihan karena sudah menjadi keseharian masyarakat Bali.

Bamboo Dome adalah maha karya kolaborasi Elwin Mok, visual creative consultant KTT G20, Rubi Roesli dan Ashar Saputra.

Rubi Roesli sebagai desainer Bamboo Dome, dan Ashar adalah pakar bambu dari Universitas Gajah Mada (UGM).

Ashar menjelaskan bahwa tantangan terbesar pembuatannya ada pada struktur kelengkungannya, berbeda dengan bangunan beton.

Membangun bambu memiliki ketidaktentuan yang cukup tinggi dari dimensi, kematangan maupun kinerja sambungannya.

Baca juga: Hidangan Nusantara di Gala Dinner KTT G 20

Karenanya Pembuatan bangunan ini memiliki tantangan tersendiri yaitu dalam membentuk lengkungan yang estetik, namun segi keamanan tetap bisa tercapai.

Ashar mengungkapkan ada satu momen yang ia sebut sebagai moment of truth dalam proses pengerjaan Bamboo Dome.

Satu hari sebelum Presiden Joko Widodo melakukan cek lokasi, saat itu di Nusa Dua terjadi hujan.

Hujan yang lebat dan angin sangat kencang selama dua jam mengguyur bangunan yang belum selesai seratus persen.

Ia berada persis di bawah bangunan yang sedang dikerjakan sembari memperhatikan seluruh bangunan.

Kondisi seluruh struktur bangunan masih stabil dan tetap kokoh walau diterpa hujan dan angin kencang.

Baca juga: KTT G20 Resmi Dibuka di Bali, Bahas 3 Topik Utama

Di titik ini Ashar menjadi yakin dengan keamanan struktur bangunan Bamboo Dome yang hampir seratus persen pengerjaannya.

Ashar juga berucap bahwa meskipun dirinya tidak dapat menguji secara langsung tetapi bangunan langsung diuji oleh alam.

Ia juga berharap bambu dapat dimanfaatkan dan diperkenalkan lebih baik kepada masyarakat.

Di masa depan UGM bisa membuat bangunan yang bagus, lekat dengan Indonesia, dan dapat menjadi nilai tambah bagi masyarakat.

Bamboo Dome yang indah di tepi pantai itu merupakan karya kolaborasi, salah satunya pakar bambu dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Ashar Saputra.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *