Rumah Duka di Shanghai, China Kewalahan Kremasi Jenazah, Ini Faktanya

Penulis : Editor :

MEDIACREATIVEID.COM – Berita menghebohkan datang dari beberapa rumah duka di Shanghai, China.

Beberapa rumah duka di Shanghai, China diisukan kewalahan dalam mengkremasi jenazah saat kasus Covid-19 melonjak.

Kabarnya beberapa rumah duka di Shanghai, China terpaksa mengkremasi dua hingga lebih mayat dalam satu insinerator.

Beberapa hari terakhir ini lonjakan kasus Covid-19 terjadi di China hingga beredar isu bila banyak rumah duka kewalahan dalam mengkremasi jenazah.

Baca juga: Hadapi Ancaman AS dan Sekutunya, Kim Jong Un Minta Korut Siapkan Rudal Baru

Dirangkum Mediacreativeid.com dari berbagai sumber, isu mengenai kewalahannya rumah duka di Shanghai, China tersebut beredar secara daring.

Tak menunggu lama, otoritas Shanghai dan aparat kepolisian setempat langsung melakukan pengecekan ke lapangan.

Otoritas Shanghai dan aparat kepolisian mengecek situasi di beberapa  rumah duka dan melakukan tindakan hukum kepada para pelaku pelanggaran.

Pada hari Minggu kemarin, 1 Januari 2023, Biro Urusan Sipil (CAB) menyatakan dalam keterangan persnya bahwa isu tersebut tidaklah benar.

Menurut CAB pihaknya telah memastikan bahwa pengoperasian peralatan pengabuan jenazah di beberapa rumah duka telah sesuai dengan standar yang berlaku.

Baca juga: Hong Kong Hari Ini Mulai Cabut Pembatasan Sosial

Pengoperasian peralatan  pengabuan sesuai standar yaitu satu insinerator hanya untuk satu jenazah saja.

“Martabat mendiang dan keluarga tetap terjaga. Situasi seperti yang beredar di internet tidak pernah terjadi di rumah duka manapun,” ungkap pihak CAB.

Kasus positif Covid-19 yang kini meningkat di China, diakui telah memicu bertambahnya jumlah kematian di negeri tirai bambu tersebut.

Hingga kini baik CAB maupun instansi terkait terus berusaha untuk mengatur dan mengatasi pelanggaran terkait usaha kremasi.

Baca juga: Datang ke China Bebas Karantina Mulai 8 Januari 2023

Termasuk pelanggaran yang dilakukan oleh para pelaku usaha kremasi dalam hal tingginya tarif yang diberlakukan oleh rumah duka.

Bahkan hingga akhir Desember 2022, otoritas setempat telah melakukan penutupan 23 laman kremasi serta menindak unit layanan kremasi abal-abal dan pekerjanya yang menyebarkan informasi palsu.

Bahkan tiga broker kremasi yang menaikkan tarif lebih dari 50 persen di Shanghai telah ditetapkan sebagai tersangka.

Beberapa hari sebelumnya tersebar berita bila di pusat layanan kremasi Babaoshan, Beijing banyak mayat yang tidak segera diabukan.

Pihak pengelola kemudian memberikan keterangan bila hal tersebut terjadi karena banyak pekerjanya yang tidak masuk akibat mengalami gejala terpapar Covid-19.

Baca juga: PPKM Resmi Dicabut, Ini Alasan dan Penjelasan Presiden Jokowi

Untuk mengatasi informasi palsu dan pelanggaran oleh rumah duka, Kepolisian Shanghai telah membentuk satuan tugas khusus.

Diketahui bila sejak 7 Desembert 2022 lalu, pemerintah China telah mencabut berbagai aturan pembatasan antipandemi secara bertahap.

Pemerintah China memutuskan untuk melakukan pelonggaran pembatasan kala  dilanda gelombang Covid-19 varian Omicron BF-7.

Ditengah rencana untuk kebijakan bebas karantina bagi pelaku perjalanan internasional mulai 8 Januari 2023 nanti, China masih harus menghadapi lonjakan kasus Covid-19.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *