MEDIACREATIVEID.COM – Berdasarkan hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait pengadaan pesawat Garuda tahun 2011-2021, telah terjadi kasus dugaan tindak pidana korupsi di maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk.
Tindak pidana korupsi itu telah merugikan negara senilai Rp 8,8 triliun, dan total lima orang tersangka yang terlibat.
Dua orang tersangka baru yaitu Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk tahun 2005-2014 Emirsyah Satar dan Mantan Direktur Utama PT Mugi Rekso Abadi (MRA) Soetikno Soedarjo.
Seperti yang dirangkum Mediacreativeid.com dari berbagai sumber, bahwa Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Tohir memastikan PT Garuda Indonesia Tbk akan menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 7,7 triliun.
Baca juga: Hotman Paris Minta Maaf, KH Cholil Nafis Ucapkan Terima Kasih
Anggaran tersebut bersumber dari cadangan pembiayaan investasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2022.
Erick menilai, suntikan dana segar ini perlu dilakukan pemerintah dengan konsep penyelamatan, dikarenakan Garuda Indonesia sebagai penerbangan nasional (flag carrier).
Bahkan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjiatmojo memastikan Garuda Indonesia terhindar dari kebangkrutan, karena sudah ada keputusan PKPU yang memberikan restrukturisasi utang.
Oleh karena itu, menteri BUMN meminta PT Garuda Indonesia (Persero) untuk fokus ke rute penerbangan domestik saja.
Baca juga: Ruben Onsu Bolak-balik Rumah Sakit, Malah Unggah Pesan Ini
Adapun untuk jumlah armada pesawat akan dilakukan perubahan dengan mengurangu jumlah fleet dari 210 menjadi 120 fleet yang akan berdampak kepada optimalisasi rute.
Erick komitmen untuk program bersih-bersih BUMN dengan memperbaiki sistem sehingga bisa mencegah korupsi secara jangka panjang.
Kini maskapai penerbangan Garuda berbenah diri melalui strategi bisnis baru perseroan yang menguntungkan.
