Kendalikan Hama Belalang Kembara, Pemprov Nusa Tenggara Timur Bekerjasama dengan FAO dan Tiga Kampus

Penulis : Editor : Dina
Nasional142 views

MEDIACREATIVEID.COM – Untuk kendalikan hama belalang kembara, Pemprov Nusa Tenggara Timur akhirnya melakukan kerjasama dengan FAO dan juga tiga kampus yang ada .

Kerjasama antar Pemprov Nusa Tenggara Timur dengan FAO dan tiga kampus tersebut diharapkan dapat membantu proses untuk kendalikan hama belalang kembara.

Program kendalikan hama belalang kembara yang dilakukan oleh Pemprov Nusa Tenggara Timur bekerjasama dengan FAO dan tiga kampus untuk membantu para petani padi dan jagung.

Kendalikan hama belalang kembara yang banyak dikenal di Indonesia adalah Locusta migrotoria manilensis Meyen.

Baca juga: Kenzi Balita Obesitas Dengan Berat Badan 27 kg

Hama belalang kembara bukan merupakan hama utama bagi padi dan jagung, namun keberadaannya harus diwaspadai.

Jika kondisi alam mendukung, dan tidak ada tindakan pencegahan, maka sewaktu-waktu hama belalang kembara berpotensi terjadi outbreak (ledakan populasi).

Salah satu wilayah yang sering terkena dampak outbreak hama belalang kembara adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Insekta yang merupakan anggota Acrididae ini mendapat perhatian serius dari petani tanaman holtikultura.

Baca juga: Kloset Meledak Diduga karena Gas Metana, Kenali Bahayanya

Dirangkum Mediacreativeid.com dari berbagai sumber, bahwa tercatat pada April 2019 ribuan hama belalang kembara menyerang Kabupaten Sumba Timur.

Sementara di tahun 2022 lalu hama belalang kembara ini menyerang area sekitar rumah warga di kawasan Kabupaten Sumba Barat Daya.

Untuk mengatasi serangan hama belalang tersebut pemerintan Provinsi NTT menggandeng Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB dan tiga kampus.

Tujuannya adalah untuk bersama-sama menangani hama belalang yang kerap menyerang tanaman pertanian warga wilayah Pulau Sumba.

Baca juga: PeduliLindungi Ganti Nama Jadi SatuSehat Mobile, Begini Cara Updatenya! 

“Kami bekerja sama dengan pihak FAO dan perguruan tinggi Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, dan Institut Pertanian Bogor melakukan riset untuk penanganan hama belalang kembara di Sumba,” kata Sekertaris

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Joaz Oemboe Wanda, Minggu, 5 Maret 2023.

Menurutnya, hal ini berkaitan dengan dukungan Pemerintah Provinsi NTT untuk penanganan hama belalang kembara yang kerap menyerang tanaman pertanian di Pulau Sumba.

Ia mengatakan bahwa pihaknya bekerjasama FAO dan Perguruan Tinggi  melakukan riset atau kajian lapangan mengenai hama belalang, termasuk ekosistemnya untuk mendukung penanganan.

Belalang kembara dalam rantai makanan dimangsa oleh burung tertentu, sehingga populasinya bisa terkendali.

Namun ketika populasi burung pemangsa berkurang akibat perburuan warga maka populasi belalang semakin bertambah pesat.

Baca Juga Merek Kurma Terbaik, Sajian  Buka Puasa, Cek Apa Saja, Yuk! 

Mengenal Belalang Kembara

Peneliti Ahli Bidang Entomologi Pusat Riset Zoologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ikhsan Guswenrivo mengatakan bahwa insekta yang banyak menyerang di kawasan Sumba Barat Daya adalah belalang kembara.

Belalang ini memiliki nama ilmiah Locusta migrotoria manilensis Meyen, merupakan spesies belalang yang mengalami transformasi.

Dalam sistimatika Insekta, belalang ini termasuk salah satu anggota Acrididae, siklus hidupnya, memiliki tiga fase populasi.

Pertama, dikenal dengan fase soliter yaitu populasinya rendah dan memiliki perilaku individual.

Kedua, yaitu fase transisi yakni polulasi cukup tinggi dan mulai membentuk kelompok-kelompok kecil.

Ketiga, adalah fase gregarius yaitu populasi gabungan dan membentuk gerombolan besar yang merusak.

Baca juga: Hidangan Hajat Berujung Keracunan Massal di Lembang

Belalang kembara termasuk herbivora, dan menyerang hampir seluruh tanaman holtikultura.

“Belalang ini terkenal rakus dan menyebabkan kerusakan ekonomi yang sangat besar,” kata Ikhsan

“Belalang kembara memakan daun-daun tanaman, mengurangi luas permukaan daun dan mengganggu fungsi fisiologis tanaman yang berpengaruh terhadap produktivitas tanaman,” jelasnya.

Bagaimana Mengatasi Serangan Hama Belalang Kembara

Menurut Peneliti BRIN ada dua langkah yang dapat dilakukan untuk menangani masalah hama belalang kembara.

Early Warning System

Early warning system adalah upaya sistem pengendalian yang dilakukan sedari dini, tepat dan terkontrol.

Penggunaan pestisida dan formulasi yang berbahaya bagi lingkungan harus dikurangi.

Baca juga: Aipda Burhan Polisi Pejuang Literasi, Sahabat Anak Sumba Barat, Ini Profil dan Kegiatannya

Pemetaan informasi geografis dan pemetaan lingkungan populasi belalang akan membantu mengatur, mengarahkan survei dan tindakan pengendalian.

Field monitoring, yaitu dengan survei lapangan secara teratur dan berkala untuk memantau tahap perkembangan belalang.

Analisis struktur Genetika Populasi

Hasil analisa struktur genetika populasi belalang akan menjadi dasar informasi sebaran dan mengetahui sebab terjadinya outbreak berasal dari lokal atau migrasi dari luar daerah.

Baca juga: Donasi Sampah untuk Atasi Stunting Peringati HPSN di Ambon

Oemboe Wanda mengatakan, upaya penanganan hama belalang juga dilakukan melalui sinergi bersama kementerian terkait serta empat pemerintah kabupaten di Pulau Sumba.

Pemerintah Provinsi juga memiliki satu unit pelaksana teknis perlindungan tanaman di kecamatan Lewa Sumba Timur yang menyediakan dan mendistribusian obat-obatan pembasmi hama.

“Langkah-langkah penanganan hama belalang kembara dilakukan secara masif di lapangan sehingga diharapkan ke depan, potensi kerusakan tanaman pertanian dapat diminimalisir,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *