Kopda Muslimin Diduga Bunuh Diri, Ada Apa dengan Kondisi Mentalnya?

Penulis : Editor :
Nasional172 views
Kopda Muslimin ditemukan tewas bunuh diri di rumah orang tuanya/Ilustrasi/Pixabay.com/

MEDIACREATIVEID.COM – Kematian Kopda Muslimin, seorang TNI AU Batalyon Artileri Pertahanan Udara, Semarang, pada Kamis pagi , 28 Juli 2022,  sekitar jam 07.00 telah menyisakan banyak pertanyaan.

Kopda Muslimin yang diduga sebagai dalang peristiwa penembakan istrinya sendiri, Rina Wulandari akan sulit terungkap.

Penembakan Rina Wulandari yang terjadi tanggal 18 Juli 2022 lalu meninggalkan banyak keanehannya, sehingga aparat langsung menghubungkannya dengan orang terdekat, yaitu Kopda Muslimin sebagai suami korban.

Diketahui bahwa Rina Wulandari baru saja pulang menjemput anaknya dari sekolah, ketika tiba-tiba ditembak di bagian perut oleh seseorang yang bermotor, tepat di depan rumah Kopda Muslimin di Jalan Cemara III, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah.

Tak lama dari pemberitaan yang beredar, aparat pun mengerucutkan dugaan pada Kopda Muslimin yang langsung menghilang setelah mengantar istrinya ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.

Baca juga: Pelaku Penembakan Istri TNI Dibayar 120 juta, Kopda M Masih Buron

Dari rentetan kronologis kejadian, yang menarik perhatian adalah kondisi mental Kopda Muslimin yang begitu rapuh.

Dirangkum Mediacreativeid.com dari berbagai sumber, fakta-fakta di lapangan menunjukkan beberapa kondisi mental Kopda Muslimin yang tidak sesuai sebagai anggota TNI.

Kopda Muslimin menceritakan bahwa dirinya sudah sangat kesal dan merasa mendapat tekanan dari sikap istrinya sehari-hari, sehingga meminta Sugiono alias Babi, salah satu eksekutor untuk membunuh istrinya.

Padahal anak Kopda Muslimin masih kecil dan butuh kedua orang tuanya, tapi hal ini sepertinya tidak menjadi bahan pertimbangan ketika memutuskan penembakan tersebut.

Kopda Muslimin ternyata memiliki pacar atau selingkuhan, yang diduga juga menjadi alasan lain kenapa Rina Wulandari ingin disingkirkan.

Baca juga: Penembakan oleh Orang Tak Dikenal Terjadi Di Semarang, Korban Istri TNI!

Kopda Muslimin diduga memiliki bisnis judi togel sebagai penghasilan tambahan, di mana ia bertemu Sugiono, sehingga ia memiliki kemampuan untuk membayar pembunuh istrinya sendiri dengan bayaran sekitar Rp 400 juta.

Namun demikian, saat terdesak pencarian oleh aparat polisi atas tuduhan otak pembunuhan, Kopda Muslimin memilih pulang ke rumah orang tua di Kendal, Jawa Tengah, lalu diduga meminum racun sebelum akhirnya muntah-muntah dan meninggal dunia.

Kondisi mental seorang TNI AU ini begitu rapuh dan terganggu, sehingga banyak melakukan tindakan dan mengambil keputusan subjektif, padahal di sisi lain, kondisi mental yang prima menjadi salah satu syarat utama untuk menjadi anggota TNI.

Mental yang sehat sudah menjadi salah satu syarat sebelum seseorang sah menjadi bagian dari TNI.

Tujuan dari pemeriksaan mental adalah untuk menentukan jika seseorang yang mendaftar sudah memenuhi syarat yang dibutuhkan.

Selain untuk menilai kesehatan mental, pemeriksaan juga dapat dilakukan untuk menilai kepribadian, minat, hingga sikap kerja calon anggotanya.

Saat mendaftar ke TNI AU, ada beberapa jenis tes psikologi yang dilakukan untuk memastikan jika seseorang memiliki mental yang sehat, mulai dari Tes Logika, Tes Gambar, dan Inventory Kepribadian.

Banyaknya kasus penyimpangan perilaku anggota TNI maupun Polisi akhir-akhir ini, tentu saja harusnya menjadi sinyal untuk mulai mengevaluasi, ada sesuatu yang salah dengan kondisi mental pada abdi negara seperti Kopda Muslimin ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *