MEDIACREATIVEID.COM – Tradisi Sedekah Bumi merupakan salah satu upacara adat berupa prosesi seserahan hasil bumi dari masyarakat kepada alam.
Upacara Sedekah Bumi ditandai dengan pesta rakyat yang diadakan di balai desa atau di lahan pertanian maupun tempat-tempat yang dianggap sakral oleh masyarakat.
Di Pulau Jawa, terutama wilayah yang kuat akan budaya agrarisnya, Sedekah Bumi sudah berlangsung turun temurun dari nenek moyang.
Masyarakat Jawa akan melaksanakan Sedekah Bumi setelah musim panen dengan cara makan bersama sebagai bentuk rasa syukur.
Baca juga: Kronologi Hilangnya Dosen UII Ahmad Munasir Rafie Pratama di Turki, Masih Misteri!
Ritual ini dilakukan atas rasa syukur terhadap hasil bumi yang petani tuai, diawali dengan nyekar atau berziarah ke makam.
Hidangan yang disajikan dalam ritual tersebut berasal dari hasil panen yang kemudian diolah menjadi makanan untuk disantap bersama.
Setelah makan bersama, Sedekah Bumi dilanjutkan dengan prosesi tayuban atau nayub, masyarakat menari berpasangan sebagai simbol kerukunan.
Dirangkum Mediacreativeid.com dari berbagai sumber bahwa tradisi Sedekah Bumi berbeda untuk setiap daerah, tergantung dari hasil buminya.
Baca juga: Hari Bersih Indonesia, Serentak Kampanyekan Pilah Sampah
Hari ini, Minggu, 19 Februari 2023, sedekah bumi dilakukan oleh petani durian lereng Gunung Kelud Desa Puncu, Kediri Jawa Timur.
Perwujudan rasa syukur kepada Tuhan atas panen yang melimpah, petani menyediakan ribuan buah durian.
Warga mengarak gunungan berisi durian saat sedekah bumi dimulai, yang kemudian disambut dengan antusias para pengunjung yang berebutnya.
Pelaksanaan tradisi sedekah bumi di Kediri digelar sesuai dengan waktu panen desa masing-masing.
Ritual ini bisa dilaksanakan setiap saat dalam rangka mensyukuri nikmat.
Ketua Petani Masyarakat Sejahtera Bersama Kediri (PMSBK) Arifin menyampaikan bahwa sedekah bumi ini digelar sebagai wujud syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan.
Secara umum tradisi Sedekah Bumi ini digelar setiap bulan Suro penanggalan Jawa.
