Keren! Teknologi Smart Farming Karya Mahasiswa UTS, Bantu Tingkatkan Potensi Kebun Desa

Penulis : Editor : -
Nasional152 views

MEDIACREATIVEID.COM – Mahasiswa  Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) menunjukkan sebuah prestasi dengan menciptakan sebuah terobosan baru bernama Teknologi Smart Farming.

Menurut  Fajar Maharda Putra, salah satu tim mahasiswa UTS, mereka menciptakan Teknologi Smart Farming atau pertanian cerdas ini tujuannya adalah untuk membantu salah satu proses dalam bidang pertanian yakni penyiraman tanaman secara otomatis. 

Teknologi Smart Farming ciptaan mahasiswa UTS  ini akan berguna untuk membantu proses penyiraman tanaman pada kebun desa secara otomatis sesuai dengan kelembaban tanah. 

Dengan demikian, proses penyiraman tanaman menggunakan teknologi Smart Farming hasil karya mahasiswa UTS ini dapat menghemat pemakaian air. 

Baca juga: Kendalikan Hama Belalang Kembara, Pemprov Nusa Tenggara Timur Bekerjasama dengan FAO dan Tiga Kampus 

Selain itu, penggunaan teknologi Smart Farming dari mahasiswa UTS  tersebut tentunya bisa meningkatkan efektivitas pertumbuhan tanaman. 

Dari hal itu, teknologi Smart Farming bisa menjamin keberhasilan tanaman menuju tahap panen dengan hasil yang maksimal. 

Dirangkum oleh Mediacreativeid.com dari berbagai sumber, Smart Farming atau pertanian cerdas ini merupakan revolusi teknologi 4.0 yang dalam penerapannya menggunakan alat-alat digital. 

Teknologi ini tentu saja memberikan manfaat yang banyak yaitu membantu efisiensi kerja petani dan meningkatkan kualitas dari hasil pertanian. 

Baca juga: PeduliLindungi Ganti Nama Jadi SatuSehat Mobile, Begini Cara Updatenya! 

Hal itu karena ada monitoring secara otomatis selama proses perawatan pertumbuhan tanaman dengan teknologi Smart Farming tersebut. 

Tekonologi Smart Farming ini nantinya akan melakukan penyiraman secara otomatis dengan terlebih dahulu membaca kelembaban tanah pada tanaman menggunakan sensor soil moisture.

Kemudian, alat mikrocontroler berupa Arduino yang merupakan otak pada sistem akan mengolah data nilai kelembaban dari sensor soil moisture tadi menjadi perintah kapan akan melakukan  proses penyiraman. 

Cara mengaktifkan tekonologi Smart Farming ini cukup menggunakan solar panel (tenaga surya) sebagai sumber energi yang ramah lingkungan. 

Baca juga: Kemenhub Buka Program Motis 2023, Angkut Lebih Banyak Motor dan Penumpang

Dalam teknologi ini juga terdapat beberapa komponen penunjang lain sehingga alat menjadi lebih sempurna.

Penerapan teknologi Smart Farming ini berada di Desa Lebin, merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Ropang, Kabupaten Sumbawa.

Lokasinya yang berada di pelosok Pulau Sumbawa menjadikan desa ini masih sangat alami dengan potensi sumber daya alam yang melimpah serta kondisi tanah masih subur.

Terletak jauh dari pusat kota menyebabkan masyarakat Desa Lebin kesulitan memenuhi beberapa kebutuhan rumah seperti sayuran dan sebagainya. 

Baca juga: Donasi Sampah untuk Atasi Stunting Peringati HPSN di Ambon

Fajar mengungkapkan bahwa masyarakat harus bisa memanfaatkan lahan yang ada untuk bercocok tanam sehingga kebutuhan sayur bisa terpenuhi tanpa harus membeli ke kota.   

Oleh karena itu, keberadaan kebun desa sangat bermanfaat dalam mencukupi kebutuhan masyarakat Desa Lebin. 

Agar hasil sayuran menjadi lebih maksimal, baik dari kualitas tanamannya maupun jumlah hasil panennya maka masyarakat memerlukan sistem perawatan tanaman yang lebih terkontrol. 

Maka dari itu, masyarakat Desa Lebin ini membutuhkan teknologi otomatis yang berperan dalam proses penyiraman tanaman, agar kebutuhan airnya tercukupi. 

Menurut Rektor UTS Chairul Hudaya, melalui Program Merdeka Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam menganalisa beberapa permasalahan dan potensi yang ada lingkungan masyarakat setempat.  

Baca juga: Ledakan Petasan di Blitar, Renggut Korban Jiwa Hingga Luluh Lantakkan 25 Rumah

Teknologi Smart Farming ini merupakan rancangan dari tim Program Merdeka Desa Lebin yang terdiri dari 3 program studi, yaitu Teknik Elektro, Teknologi Hasil Pertanian, dan Akuntansi. 

Bertindak sebagai dosen pembimbing lapangan ada  Desi Maulidyawati, M.Pd yang turut mendampingi. 

Tim ini khususnya dari teknik elektro fokus pada produk teknologi pertanian yang mengacu pada program kampus yaitu OVOP (One Village, One Product). 

Harapannya, program yang melibatkan mahasiswa UTS tersebut dapat berguna untuk  meningkatkan potensi kebun desa dengan cara merancang teknologi Smart Farming. 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *