MEDIACREATIVEID.COM – Thailand sudah lama terkenal memiliki hukum narkoba yang sangat ketat, namun beberapa tahun terakhir ini pemerintah sudah mulai melonggarkan aturan tersebut.
Harapannya bahwa Thailand bisa memanfaatkan ganja sebagai salah satu sumber pemasukan dan mendorong sektor pertanian dan pariwisata.
Thailand kini menjadi negara pertama di Asia yang melegalisasi penanaman dan konsumsi ganja dalam bentuk makanan dan minuman.
Tanaman ganja kini dicopot dari daftar narkoba terlarang, Thailand mendekriminalisasi penanaman dan juga kepemilikan ganja.
Wabah Kolera Serang Warga Mariupol, Ukraina
Kemenkes Thailand dilaporkan telah menyetujui lebih dari 1.000 produk yang mengandung ekstrak ganja, dan diprediksi ini akan menghasilkan hingga 15 miliar baht (sekitar Rp 6,3 triliun) pada 2026.
“Kita seharusnya menggunakan ganja demi kesehatan kita. Jangan disalahgunakan, hanya untuk “high” kita telah menghapus stigmanya, jangan biarkan stigma itu kembali lagi,” ujar Menkes Thailand Anutin Charnvirakul, dilansir Mediacreativeid.com dari akun Instagram @voaindonesia, Selasa 14 Juni 2022.
Pemerintah Thailand juga meluncurkan kampanye memberikan 1 juta tanaman ganja secara gratis untuk dibudidayakan.
Namun tetap menghisap ganja di tempat umum masih bisa dijatuhi hukuman denda dan penjara, di bawah UU gangguan publik.
Namun, kepemilikan dan penjualan ekstrak ganja yang mengandung lebih dari 0,2% zat psikoaktif THC masih tidak diizinkan.
Menurut Suphamet Hetrakul, Teera Group (Perusahaan Ganja untuk medis bahwa ganja dengan THC 0,2% dihitung berkadar rendah, jadi diperlukan mengkonsumsi banyak produk untuk bisa high.
Thailand, yang punya tradisi menggunakan ganja untuk menghilangkan rasa sakit dan lelah, telah melegalisasi ganja untuk pengguna medis sejak 2018.
