DBD Serang Anak dan Remaja, Waspadai Penyebaran dan Gejalanya

Penulis : Editor :
Kesehatan115 views
DBD Serang Anak dan Remaja/Tangkapan Layar/Dok.RSUD Dr.Moewardi/

MEDIACREATIVEID.COM – Kasus infeksi demam berdarah dengue (DBD) terjadi di seluruh dunia setiap tahunnya, paling sering terjadi di Asia Tenggara, pulau Pasifik, Amerika latin, dan Afrika.

Faktor resiko terjadinya demam berdarah dengue antara lain mereka yang tinggal atau bepergian di daerah tropis atau pernah mengidap penyakit yang sama sebelumnya.

DBD disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Jika seseorang sembuh dari penyakit ini, maka ia akan mengalami kekebalan jangka panjang terhadap virus yang menginfeksinya tetapi tidak pada tiga jenis lainnya.

Penyakit infeksi virus ini menyerang sistem peredaran darah, memfagosis sel darah pembeku (trombosit) sehingga mengalami penurunan drastis.

BPJS Kesehatan Akan Ubah Sistem Kelas Menjadi Rawat Inap Standar

Dirangkum Mediacreativeid.com dari berbagai sumber bahwa penyakit DBD ini lebih banyak menyerang anak dan remaja tetapi tidak menutup kemungkinan pada orang dewasa.

Ketua ITAGI (Indonesia Technical Advisory Group on Immunization) Prof Sri Rezeki Hadinegoro mengungkapkan bahwa penyakit akibat infeksi virus dengue ini paling banyak menyerang anak kecil dan remaja.

Hal ini dikemukakannya pada “Peringatan Asean Dengue Day (ADD) 2022” yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu 15 juni 2022.

Beliau juga menyampaikan bahwa dari hasil penelitian terhadap 1.800 anak umur 1 hingga 18 tahun di 14 provinsi menunjukkan 25 persen batita (bawah tiga tahun) pernah terkena dengue.

Sementara anak usia lima tahun mencapai 50 persen, pada remaja umur 18 mencapai 90 persen.

Banyak pasien yang tidak mengalami tanda atau gejala infeksi, sesungguhnya penyakit ini bisa menyebabkan demam tinggi hingga 40 derajat C.

Beberapa gejala lain adalah sakit kepala, nyeri otot, tulang atau sendi, mual dan muntah, ruam, sakit di belakang mata dan kelenjar bengkak.

Aborsi, Hamil dan Peran Keluarga

Tanda-tanda peringatan darurat DBD yang berkembang lebih cepat setelah satu atau dua hari demam hilang antara lain; sakit perut, muntah, perdarahan di gusi, hidung dan bawah kulit.

Menurut Prof Sri, upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman di masyarakat tentang bahaya dan pencegahan DBD sangat penting.

Dalam suatu penyakit yang berhubungan dengan transmisi dari luar bukan manusia dalam hal ini hewan pencegahannya menjadi sulit.

Untuk menghindari penyebaran DBD lebih luas lagi, maka kita harus menghindari kontak nyamuk ini pada manusia.

 

 

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *