MEDIACREATIVEID.COM – Banyak kabar yang beredar di media massa bahwa pada tahun 2023 dunia akan mengalami resesi.
Sudah banyak negara yang masuk ke dalam jurang resesi karena mata uang mereka terdepresiasi seperti Sri Lanka dan Turki.
Bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sinyal akan terjadi resesi di tahun 2023.
Menteri Keuangan Malaysia, Tengku Zafrul Aziz menyamakan 2023 akan menjadi resesi yang terjadi pada 1997 dan 1998.
Baca juga : Sandiaga Uno Ajak Content Creator Pekanbaru Ikut Serta Bangkitkan Ekonomi Kreatif
Menjadi satu paket krisis karena supply chain, dimana pangan dan energi yang disebabkan perang dan krisis zero covid policy yang diterapkan Cina.
Dilansir Mediacreativeid.com dari akun YouTube chocotube bahwa banyak pakar memprediksi akan terjadi resesi pada 2023 dikarenakan beberapa hal diantaranya:
1. Dollar yang Kuat
Milk shake teory dimana dolar menghisap liquidity semua mata uang di dunia.
2. Kenaikan Indeks Dolar
Morgan Stanley memperkirakan setiap kenaikan satu dolar mempunyai dampak negatif 0.5 persen terhadap profit perusahaan.
Baca juga: Museum Batik Indonesia dan Dua Lainnya Resmi Diluncurkan, Yuk Simak Ulasannya!
3. Musim Dingin
Musim dingin di 2022 akan menjadi musim terdingin karena kelangkaan pasokan gas dari Rusia.
4. FED Interest Rate Naik
Suku bunga FED naik dan membuat orang menunda pembelian rumah juga membuat bisnis susah untuk meminjam.
5. Perusahaan Amerika mengencangkan ikat pinggang karena turunnya daya beli masyarakat.
6. Runtuhnya Sektor Real Estate
Karena bunga naik dan pembeli menunda pembelian rumah.
Developer menunda karena demand belum kembali semenjak pandemi.
Real estate merupakan sektor padat karya yang mempunyai domino effect yang sangat besar terhadap industri lain.
Dari beberapa kemungkinan tersebut para pakar menduga tahun 2023 akan menjadi tahun resesi bagi seluruh negara di dunia.
