Kenali Bakteri Wolbachia Pada Nyamuk Aedes Aegypti yang Tidak Berbahaya Bagi Manusia

Penulis : Editor : Dina
Kesehatan65 views

MEDIACREATIVEID.COM – Program Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan terkait penyebaran telur nyamuk Aedes  Aegypti yang terpapar bakteri Wolbachia  menjadi perbincangan hangat di masyarakat.

Program penyebaran telur nyamuk dengan bakteri Wolbachia di Pulau Bali dan 5 kota besar lainnya merupakan kerjasama Kementerian Kesehatan dengan World Mosquito Program (WMP).

Adapun tujuan pemerintah menyebarkan nyamuk Aedes Aegypti yang terpapar bakteri Wolbachia ini untuk menekan penyakit demam berdarah, dengan cara terbaru.

Telur nyamuk mengandung bakteri Wolbachia jika menetas tidak akan menularkan virus dengue,  bahkan nyamuk jantan  akan mengalami impotensia.

Endosibiont obligat ini hanya bisa hidup di dalam sel organisme hidup, banyak ditemukan pada 44,9 persen  serangga, seperti kupu-kupu, ngengat dan lalat.

Dirangkum Mediacreativeid.com dari berbagai sumber bahwa menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes  Siti Nadi Tarmizi mengatakan nyamuk dengan Wolbachia tidak berbahaya.

Menurutnya penyebaran nyamuk ini tidak menimbulkan penyakit baru bagi kesehatan, karena sudah ada penelitian  kajian resikonya, hal ini disampaikannya pada Jumat, 16 November 2023.

Siti Nadia juga menyampaikan bahwa  hasil penelitian Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gajah Mada (UGM) menyatakan nyamuk Aedes Aegypti mengandung Wolbachia bukan hasil rekayasa/modifikasi genetika (non genetic modifying organism/non-GMO).

Dalam laporannya menyebutkan bakteri Wolbachia yang dimasukan ke tubuh Aedes Aegypty identic dengan Wolbachia yang ada di inang aslinya yaitu Drosophila melanogaster atau lalat buah.

Aspek keamanan Wolbachia di Indonesia diuji oleh Kementerian  Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi beserta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemenkes RI dari tahun 2011 sampai 2023.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menyatakan bahwa nyamuk ber-Wolbachia bukan merupakan modifikasi genetic.

Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengklasifikasikan Wolbachia sebagai produk pengendalian vector baru secara biologis.

Studi pertama Aplikasi Wolbachia  untuk Eliminasi Dengue (AWED) dilakukan di Jogyakarta selama 12 tahun (2011-2023)

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa nyamuk tersebut mampu menurunkan kasus dengue sampai 77,1 persen

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak menginfeksi  manusia atau vertebrata lain dan tidak menimbulkan sakit.

Bakteri Wolbachia dapat menurunkan kemampuan replikasi  virus dengue  sehingga dapat mengurangi kapasitas nyamuk Aedes Aegypti sebagai vector.

Dalam tubuh nyamuk terjadi kompetisi terhadap bahan makanan antara virus dan bakteri, maka virus tidak dapat berkembang biak.

Jika nyamuk jantan Aedes Aegypti dengan bakteri Wolbachia kawin dengan nyamuk betina, maka virus denguenya akan terblokir.

Sementara, jika nyamuk betina yang mengandung bakteri kawin dengan jantan normal maka semua telurnya akan mengandung Wolbachia.

Dilepaskannya nyamuk jantan dan betina yang ber-Wolbachia selama enam bulan diharapkan dapat menghasilkan nyamuk-nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia.

Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan, Kemenkes RI, R.A Adaninggar Primadia Nariswari menghimbau masyarakat untuk tidak khawatir tentang penyebaran nyamuk ber-bakteri Wolbachia di beberapa daerah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *