Kenzi Balita Obesitas Dengan Berat Badan 27 kg

Penulis : Editor : Dina
Kesehatan116 views

MEDIACREATIVEID.COM – Muhammad Kenzi Alfaro (16 bulan), balita obesitas dengan berat badan mencapai 27 kg kini viral di media sosial.

Kenzi, balita obesitas terlahir dari keluarga pasangan M Sopian dan Fitriah warga kampung Tambun Permata, Rt 002/002, Desa Pusaka Rakyat, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.

Balita obesitas Kenzi, terlahir dengan berat badan empat kilogram, dengan persalinan caesar.

Kenaikan berat badan tidak normal pada balita obesitas ini dimulai sejak Kenzi berusia enam bulan, setiap pekan naik antara 1 – 2 kg.

Bayi dengan kelebihan berat badan bisa terjadi bukan hanya karena pola makan tetapi bisa juga ada faktor gen atau  kelainan metabolisme.

Baca juga: Nunung Idap Kanker Payudara, Kenali Gejala Awal Penyakitnya! 

Penambahan berat yang tidak wajar menandakan adanya kelainan pada tubuh anak sehingga memerlukan perhatian serius tentang kesehatannya.

Dirangkum Mediacreativeid.com dari berbagai sumber bahwa pertumbuhan normal seorang bayi ditentukan oleh pasokan gizi makanan, ASI eksklusif, gen, dan aktivitasnya.

Jika bayi mengalami obesitas seperti Kenzi, hal tersebut termasuk tidak wajar.

“Kalau kelebihan harus dirawat, itu pasti ada sesuatu,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Kementerian Kesehatan (kemenkes) merespon viralnya kisah balita obesitas, “Saya sudah baca, tapi belum intervensi langsung, nanti saya langsung ke Dinas Bekasi,” ujar Budi.

Baca juga: Hari Bersih Indonesia, Serentak Kampanyekan Pilah Sampah

Menurut Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, kasus Kenzi sudah ditangani oleh petugas kesehatan, dan dirujuk ke rumah sakit dengan status peserta BPJS aktif.

Kondisi obesitas Kenzi diketahui setelah bayi dibawa ke Posyandu Setyamulya pada Desember 2022 lalu.

Hasil pemeriksaan petugas kesehatan, saat itu beratnya sudah 26,9 kilogram, tinggi 75 sentimeter.

Sejak tanggal 16 Desember 2022, bidan desa mulai rutin melakukan kontrol ke rumah Kenzi, didamping petugas Tenaga pelaksana Gizi (TPG).

Pada Tanggal 20 Desember 2022, petugas TPG membawa Kenzi ke UPTD Puskesmas Setiamulya, dilanjutkan dengan pemeriksaan oleh dokter dan dirujuk ke RS Ananda Babelan untuk penanganan lebih lanjut.

Baca juga: Operasi Antiaging Titi DJ Ini Tahapannya

Sampai saat ini Kenzi tetap melakukan rawat jalan dan pemeriksaan rutin di RS Hermina bekasi dalam upaya penurunan berat badan.

Menurut pengakuan Pitriah, tidak ada perbedaan cara pemberian susu formula kepada Kenzi, sehari 4 kali minum susu.

Pitriah tidak bisa memberikan ASI (Air Susu Ibu) sejak Kenzi lahir, karena ia menderita penyakit batu empedu yang menghambat keluarnya ASI.

Kebutuhan susunya diganti dengan asupan lain, seperti air putih dan susu kental manis (SKM) karena kondisi ekonomi yang tidak dapat memnyediakan susu formula.

“Sebenarnya saya tahu, SKM tidak boleh untuk anak balita, namun terpaksa karena kondisi ekonomi yang harus membiayai anak sekolah SMK dan TK,” ujarnya.

Baca juga: Kurangi Emisi Karbon dengan Menanam Pohon dan Memilah Sampah

“Dia pertumbuhan badannya begitu, makannya normal sehari dua kali, bubur pagi sama sore,” ucapnya.

Seperti bayi lainnya, memasuki usia 6 bulan Kenzi diberikan makanan berupa bubur fortifikasi dan bubur MPASI yang banyak dijual untuk anak-anak.

Patriah juga mengakui memberi jajanan berupa cemilan warung kepada anaknya.

“Saya kasih ciki kentang yang seribuan di warung, untuk iseng-iseng ngemil kalau siang, tapi itu juga tidak habis sebungkus,’ lanjutnya.

Sampai saat ini, kondisi tubuh Kenzi baik-baik saja, nafasnya normal dan tidur pun terlentang ujar Pitriah.

Pitriah dan suami, seperti halnya orang tua lainnya berharap semua anaknya termasuk Kenzi tumbuh secara normal.

Baca juga: PemProv Jawa Barat Komitmen Genjot Capaian Vaksinasi Covid-19 Dengan Program Booster Kedua

Karena kondisi ekonomi yang terbatas, mereka berharap keluarganya mendapatkan bantuan untuk perawatan Kenzi memulihkan kondisinya.

“Kalau ada yang bisa bantu, bantu mengganti susunya dengan susu formula, juga untuk pengobatannya,” pungkas Pitriah.

Kesiapan Kementerian Kesehatan dalam memberikan pendampingan kasus balita obesitas Kenzi, semoga dapat meringankan beban yang sedang dialami oleh keluarga Patriah, sehingga Kenzi tumbuh menjadi bayi normal.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *