Mentari TB Recovery Plan Adakan Kampanye Kesadaran Tubercolosis

Penulis : Editor :
Kesehatan184 views
Mentari TB Recovery adakan skrinning dibanyak rumah sakit Muhammadiyah/Tangkapan Layar/Instagram @pamolnugroho/

 

MEDIACREATIVEID.COM – Dengan meningkatkan temuan kasus Tubercolosis (TB), Mentari TB Recovery Plan mengadakan skrining di banyak rumah sakit Muhammadiyah-‘Aisyiyah (RSMA).

Untuk menunjang hasil skrining yang maksimal, Mentari TB Recovery Plan mengampanyekan kesadaran akan penyakit TB pada masyarakat.

Mentari TB Recovery Plan bekerjasama dengan Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dalam melaksanakan usaha tersebut.

Adapun, kampanye kesadaran TB oleh Mentari TB Recovery Plan ini memang sangat diperlukan mengingat kasus TB seperti terlupakan.

Baca juga: Cacar Monyet, Satu Suspek Ditemukan di Singkawang

Mentari TB Recovery Plan melakukan kampanye melalui acara webinar nasional, yaitu Health Campaign: National Webinar for Mentari World TB Day Summit.

Dirangkum Mediacreativeid.com dari berbagai sumber, tim bentukan MPKU PP Muhammadiyah itu melakukan kampanye untuk memulihkan kesadaran masyarakat tentang TB.

Pasien TB di Indonesia tergolong tinggi, posisi ketiga setelah India dan Cina.

Akan tetapi, kesadaran masyarakat dan tenaga kesehatan terhadap TB menurun akibat fokus terhadap penanganan Covid-19.

Jika kesadaran masyarakat meningkat, skrining diharapkan akan lebih masif.

Baca juga: Tetap Waspadai Covid-19, di Indonesia Masih Tembus Seribu Kasus

Ketua MPKU PP Muhammadiyah Agus Samsudin mengatakan peningkatan temuan kasus TB adalah satu langkah yang sangat penting.

Oleh karena itu, meningkatkan temuan TB sudah seharusnya diusahakan di Indonesia, seperti yang dilakukan Mentari TB Recovery Plan.

Program manager Mentari TB Reccovery Plan, dr Aldila S Al Arfah menyampaikan bahwa hal pertama yang harus dilakukan adalah memulihkan kesadaran.

Disampaikan juga bahwa kematian akibat TB itu tinggi dan tidak semua batuk demam adalah Covid-19.

Usaha Mentari TB Recovery Plan tersebut mendapatkan apresiasi dari Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *