Rokok Elektronik Amankah Bagi Kesehatan

Penulis : Editor :
Kesehatan114 views

MEDIACREATIVEID.COM – Rokok elektronik adalah suatu alat yang berfungsi seperti rokok tetapi tidak membakar daun tembakau.
Dalam prosesnya rokok elektronik ini mengubah cairan menjadi uap yang dihisap oleh perokok ke dalam paru-parunya.
Kandungan zat yang terdapat dalam rokok elektronik ini antara lain, nikotin, zat kimia lain, perasa/flavour yang bersifat toksis/racun.
Rokok elektronik di pasaran dikenal dengan rokok elektrik, vapour, vape, e-cig, e-juice, e-liquid, personal vaporizer (pv), electrosmoke, dan lainnya.

Baca juga :Begini Cara Bunda Maia Beri Efek Jera Bagi Pelaku KDRT

Pengganti rokok konvensional ini dipercaya dapat menjadi cara yang cukup efektif untuk membantu berhenti merokok.
Rokok elektrik masih mengandung nikotin, tetapi tidak mengandung zat-zat berbahaya, seperti tar dan karbondioksida.
Oleh karena itu, rokok elektrik tidak hanya dipercaya efektif mengatasi kecanduan rorok, tapi juga dapat menurunkan potensi bahaya rokok terhadap kesehatan.
Dirangkum Mediacreativeid.com dari berbagai sumber bahwa sebuah penelitian menyatakan bahwa perokok yang beralih dari rokok tembakau ke rokok elektrik mengalami perbaikan fungsi pembuluh darah.
Namun, penggunaan rorok elektik juga belum bisa dikatakan sepenuhnya aman.
Dokter Spesialis Paru Dr dr Erlia Burhan, SpP(K), MSC mengatakan rokok elektrik sama-sama mengandung nikotin dan bahan karsinogen lainnya yang menimbulkan dampak buruk pada tubuh, seperti rokok konvensional.
“Perokok vape dan orang di sekitarnya tetap terekspos dengan nikotin dan zat kima yang bersifat karsinogenik yang bisa mengiritasi saluran napas dan paru, hal ini menimbulkan radang dan sesak,” ujarnya.
Dalam vape terdapat nikotin yang dapat menyebabkan adiksi, zat lain berupa propyleneglikol dan gliserin dapat mengiritasi saluran napas dan paru.

Baca juga :Bahaya Nitrogen Cair pada Pangan Kenali Gejalanya

Bahan lain seperti heavymetals bisa mengimflamasi paru, jantung, dan merusak sel dan bersifat karsinogen.
Formaldehyde, particulate matter (PM), nitrosamin, serta silikat memberi dampak serupa pada tubuh.
Dokter Erlina menegaskan bahwa rokok elektrik tidak dapat dikatakan aman karena mengandung bahan toksik seperti rokok konvensional dan terbukti toksis terhadap saluran pernafasan dan paru.
Namun demikian, kadarnya memang lebih rendah dari rokok konvensional, seringkali membuat orang terperangkan dengan berasumsi bahwa produk ini memiliki tingkat toksisitas lebih rendah, sehingga sering digunakan.
“Kalau sering dihisap, nanti kadarnya akan sama dengan satu batang rokok konvensional,” tegasnya.
Dia juga menyarakan vape tidak digunakan sampai terbukti aman dan tidak direkomendasikan untuk modalitas berhenti merokok.
Menurutnya, pengguna rokok elektrik juga berpotensi kecanduan, tidak bisa berhenti merokok itu sudah kecanduan.
Vape atau rokok elektrik punya resiko menimbulkan kanker paru seperti rokok, menurut Prof. dr. Elisna Syahrudin, PhD, Sp.P(K) dari pusat yayasan kanker Indonesia (YKI).
“Vape sama risikonya dengan rokok,” kata dr Elisna.
Paparan asap rokok elektrik menciptakan iritasi saluran napas, yang jika terjadi terus menerus berakibat munculnya kanker paru, termasuk vape tanpa nikotin.
“Kalau orang sedang vape atau menghisap rokok elektrik, di sekelilingnya seperti ‘fogging’, sama saja risikonya,” kata dr Elisna.
Bagi perokok, sebaiknya mempertimbangkan terlebih dahulu dampak pemakaian rokok elektronik jika ingin terbebas dari kecanduan nikotin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *