Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) Pada Bayi: Upaya Kurangi Resiko Kecacatan Pada Anak

Penulis : Editor :
Kesehatan175 views

MEDIACREATIVEID.COM- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) kembali meluncurkan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada bayi di seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia.

Diwakili oleh Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono, pencanangan SHK pada bayi dilaksanakan di Puskesmas Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat pada Rabu 31 Agustus 2022.

SHK pada bayi merupakan upaya preventif mengingat banyak kasus hipotiroid konginetal tidak menunjukkan gejala di awal dan baru diketahui saat usia anak sudah bertambah.

Untuk itu, diperlukan SHK pada bayi sedini mungkin agar jika terindikasi kekurangan hormon tiroid bawaan maka bisa segera mendapatkan penanganan medis.

Baca juga: Unik! Bayi Kembar Lahir dengan Warna Kulit Berbeda di Inggris

Dikutip Mediacreativeid.com dari kemkes.go.id pada Kamis 1 September 2022 bahwa SHK pada bayi merupakan skrining atau uji saring yang dilakukan pada bayi yang baru lahir untuk memilah bayi yang menderita Hipotiroid Kongenital (HK) dan bayi yang bukan penderita.

Deteksi dini pada bayi bisa dilakukan mulai usia 48 jam sampai 72 jam hingga 2 minggu dengan cara mengambil sampel darah 2-3 tetes dari tumit bayi oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan sebagai bagian dari pelayanan neonatal esensial.

Wamenkes mengatakan bahwa jika hormon tiroid anak normal maka pertumbuhan dan perkembangan anak akan baik dan optimal dengan ditandai tinggi badan dan berat badan mencukupi, serta kecerdasan juga bagus.

Namun, bila kekurangan hormon tiroid pada bayi bisa berakibat pada keterlambatan tumbuh kembang anak terutama pada perkembangan syaraf otak, bila tidak tertangani dengan baik.

Baca juga: Aksi Heroik Prajurit TNI Selamatkan Bayi Terkunci Dalam Mobil

Sebagai informasi, implementasi SHK pada bayi di Indonesia sudah dilakukan sejak 2020 dan terdata lebih dari 4 ribu fasilitas pelayanan kesehatan melaksanakan pemerikasaan SHK di laboratorium 4 rumah sakit vertikal, antara lain: RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Dr. Hasan Sadikin, RSUP dr. Sardjito, dan RSUP dr. Soetomo.

Selain itu, Kemenkes RI akan menambah 7 laboratorium pemeriksaan SHK, diantaranya RSUP Karyadi Semarang, RSUP Adam Malik Medan, RSUP Dr. M. Djamil Padang, RSUP M. Hoesin Palembang, RSUP Prof. Dr. IG. Ngoerah Denpasar, RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makasar, dan RSUP Dr. R.D Kandaouw Manado.

Untuk menyukseskan SHK pada bayi, Kemenkes melakukan berbagai upaya, antara lain edukasi, sosialisasi, pelatihan, menyiapkan anggaran skrining, pencatatan, dan pelaporan.

Pencanangan SHK pada bayi dilakukan secara nasional, Wamenkes melakukan dialog interaktif secara virtual dengan tenaga kesehatan dari berbagai provinsi di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *