Tetap Waspadai Covid-19, di Indonesia Masih Tembus Seribu Kasus

Penulis : Editor :
Kesehatan117 views
Covid-19 di Indonesia masih terus meningkat/Ilustrasi/Pixabay.com

MEDIACREATIVEID.COM – Mengamati kondisi mobilitas yang semakin meningkat, terutama dengan semakin longgarnya berbagai pembatasan membuat kasus Covid-19 kembali meningkat.

Kedisiplinan untuk menerapkan protokol kesehatan cenderung menurun dianggap sebagai salah satu faktor yang mendorong naiknya kembali kasus Covid-19 di Indonesia.

Di samping itu, faktor lainnya yang dianggap menjadi penyebab utama adalah kemunculan varian, atau tepatnya subvarian Covid-19, baru Omicron BA.4 dan BA.5.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kemunculan varian baru Covid-19 seperti ini selalu diikuti dengan gelombang kenaikan kasus.

Dirangkum Mediacreativeid.com dari berbagai sumber, juru bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril menyampaikan bahwa dalam dua hari berturut-turut penambahan kasus Covid-19 di Indonesia masih bertahan di atas angka seribu.

Baca juga: Kemenkes Ungkap Kenaikan Kasus Covid-19 Masih Wajar

Tercatat ada 5 provinsi yang mengalami kenaikan tertinggi dalam beberapa waktu terakhir, yaitu :

* DKI Jakarta

* Banten

* Jawa Barat

* Jawa Tengah

* Jawa Timur

Menanggapi situasi ini, Syahril menyampaikan pesan agar masyarakat tidak bersikap panik di satu sisi, tetapi juga tidak euforia yang berlebihan.

Menurut beliau, yang terpenting adalah bahwa semua pihak dapat memastikan kondisi tetap terkendali seperti saat ini.

Beliau menegaskan, tentang naik turunnya angka hospitalisasi atau angka kematian, adalah merupakan bagian atau dinamika dari kondisi kita masih berada pada masa pandemi.

Baca juga: Fatwa MUI Tentang PMK, Kenali Syarat Syah Menjadi Hewan Kurban

Di tempat lain, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan tentang kemungkinan terjadinya puncak gelombang kenaikan kasus kali ini akan tercapai lagi sekitar bulan Juli 2022.

Beliau juga menginformasikan tentang perkiraan jumlah kasus harian pada saat mencapai puncak adalah sekitar sepertiga dari yang dicapai pada gelombang Delta dan Omicron sebelumnya.

Jika berdasarkan pada catatan sebelumnya, kasus puncak gelombang varian Delta pada tanggal 15 Juli 2021 mencapai 56.757 kasus dalam sehari, sedangkan puncak tertinggi pada gelombang Omicron tercapai pada tanggal 15 Februari 2022 dengan 64.718 kasus dalam sehari.

Maka, estimasi kemungkinan kasus pada puncaknya akan mencapai sekitar 20.000 per-hari.

Hal ini juga merujuk pada catatan kasus di Afrika Selatan, di mana varian BA.4 dan BA.5 pertama kali teridentifikasi, dan hasilnya menunjukkan bahwa puncak dari penularannya sekitar sepertiga dari puncak Delta dan Omicron.

Meskipun demikian, Budi menjelaskan bahwa fataly rate atau kasus kematian akibat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 jauh lebih rendah daripada Delta dan Omicron, yaitu hanya sekitar seperduabelas atau sepersepuluh.

Jika disimpulkan, maka yang terpenting bagi masyarakat adalah tetap waspada dan menjaga protokol kesehatan, terutama di tempat yang ramai.

 

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *