Aborsi, Hamil dan Peran Keluarga

Penulis : Editor :
Kesehatan122 views
Aborsi/Tangkapan Layar/Dok. STIKES Surabaya/

MEDIACREATIVEID.COM – Baru-baru ini masyarakat dikejutkan dengan adanya penemuan tujuh janin hasil aborsi dalam kotak makanan di kamar indekos di Kota Makasar, Sulawesi Selatan.

Aksi aborsi dilakukan secara mandiri oleh sepasang kekasih selama mereka masih berhubungan sejak tahun 2012.

Pelaku aborsi (perempuan) itu beruntung bisa menggugurkan secara berulang, karena ketika rahim dibuka paksa beresiko perdarahan hebat yang menimbulkan kematian.

Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa aborsi di Indonesia tidak diizinkan kecuali untuk kondisi darurat medis yang mengancam nyawa ibu atau janin serta bagi korban perkosaan.

Praktik menghentikan kehamilan dengan jalan menghancurkan janin dalam kandungan dengan berbagai alasan yang tidak aman dan memiliki resiko kesehatan.

Dirangkum Mediacreativeid.com dari berbagai sumber bahwa insiden tujuh janin yang digugurkan itu prosesnya merupakan abortus provokatus yaitu dengan sengaja menggunakan alat atau obat-obatan.

Wabah Kolera Serang Warga Mariupol, Ukraina

Abortus provokartus sangat berbahaya karena beresiko menyebabkan mulut rahim terkena infeksi akibat luka terbuka dari plasenta janin yang lepas.

Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Hasto Wardoyo, tindakan aborsi yang keji dapat menurunkan kesempatan seorang ibu untuk bisa hamil dalam keadaan yang aman serta anak lahir dalam kondisi sehat.

Jika aborsi sudah dua kali atau lebih, maka peluang hamil yang sukses sampai lahir menjadi kecil dan akan memberi dampak buruk bagi kehamilan berikutnya.

Tindakan aborsi yang terlalu sering mengakibatkan calon ibu tidak dapat menahan kehamilan usia 3 atau 4 bulan karena mulut rahim tidak bisa mengunci rapat atau terlalu kendur sehingga janin keluar dengan sendirinya.

Dalam rangka menyambut Hari Keluarga Nasional pada 29 Juni mendatang, beliau juga mengajak masyarakat agar lebih menghargai setiap kehamilan yang terjadi pada ibu.

Kampung Nelayan Clincing Jakarta Dipenuhi Hamparan Sampah , Tanggung Jawab Siapa?

Ia menekankan setiap keluarga harus benar-benar menyadari makna mendalam dari sebuah kehamilan, karena tidak mudah bagi seorang ibu untuk mengandung dan mempertahankan kehamilan yang aman dan sehat.

Selanjutnya ia menyebutkan bahwa keberhasilan ibu hamil dengan baik dan melahirkan sukses hanya mencapai 5 sampai 15 persen diantara pasangan usia subur.

Kehamilan harus direncanakan, perlakukan orang yang mau dan sedang hamil dalam keluarga menjadi sesuatu yang sangat istimewa.

Setiap keluarga harus membentuk karakter anak menjadi unggul dengan memberlakukan kembali kebiasaan berkumpul di meja makan bersama, bertukar pikiran atau mendengarkan kisah keseharian anak.

Perlu upaya peningkatan edukasi terkait kesehatan reproduksi untuk mencegah terjadinya aborsi serta memberikan pemahaman kehamilan yang sehat.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *