Indra Bekti Alami Pendarahan Otak, Kenali Penyebab dan Gejalanya.

Penulis : Editor :
Kesehatan67 views

MEDIACREATIVEID.COM – Hari Rabu, 28 Desember 2022, Presenter Indra Bekti pingsan dan dilarikan ke rumah sakit, Ia dinyatakan mengalami pendarahan otak.

Pendarahan otak yang dialami Indra Bekti disebabkan pecahnya pembuluh darah di kepala bagian kiri.

Penanganan kasus pendarahan otak pada Indra Bekti dilakukan melalui operasi di rumah sakit Abdi Waluyo kawasan menteng Jakarta Pusat.

Penyebab atau penyakit yang memicu terjadinya pendarahan otak pada Indra Bekti belum diketahui dan pihak rumah sakit belum memberikan informasi tentang itu.

Brain hemorrhage terjadi saat pembuluh darah arteri pada otak pecah, menyebabkan jaringan otak iritasi dan bengkak (cerebral edema).

Baca juga: Tingkatkan Imunitas Tubuh dengan Konsumsi Makanan yang Tepat

Darah menggenang dan menggumpal (hematoma), gumpalan menekan jaringan otak dan mempengaruhi aliran darah di sekitarnya.

Dirangkum Mediacreativeid.com dari berbagai sumber bahwa gejala pendarahan otak bisa bermacam-macam tergantung dari lokasi, tingkat keparahan dan jumlah jaringan yang terkena.

Pendarahan otak bisa berakibat fatal, hingga meninggal dunia, untuk itu sangat penting mengatahui gejalanya.

Berikut gejala pendarahan otak yang umum terjadi :

– Sakit kepala yang parah secara tiba-tiba,

– mengalami mual dan muntah,

– mendadak kesulitan berbicara atau mengerti pembicaraan,

– kehilangan keseimbangan dan koordinasi,

Baca juga: Bayam Merah Miliki Segudang Khasiat Bagi Kesehatan Tubuh, Apa Sajakah? 

– kehilangan kesadaran,

– terganggu penglihatan,

– mengantuk, linglung dan mengigau,

– tidak berfungsinya indra pengecap.

Pendarahan otak merupakan salah satu penyakit yang umumnya dialami penderita stroke, banyak faktor yang mempengaruhinya.

Berikut berbagai kondisi medis yang memicu terjadinya pendarahan otak.

Trauma kepala, cedera kepala merupakan penyebab paling umum terjadinya pendarahan otak, paling berisiko dialami lansia di atas 50 tahun.

– Tekanan darah tinggi, dapat melemahkan dinding pembuluh darah (aneurisma) otak sehingga berisiko pecah.

Malformasi arteriovenosa, adalah kelainan pembuluh darah saat lahir, terjadi ketika arteri dan vena terhubung langsung tanpa pembuluh darah kapiler.

Baca juga: 10 Cara Diet Sehat Tanpa Ribet, Anda Wajib Coba!

Angiopati amiloid, kelainan pada pembuluh darah yang berkembang seiring bertambahnya usia dan tekanan darah tinggi.

– Gangguan darah, seperti Hemofilia dan anemia sel sabit yang dapat menyebabkan penurunan kadar trombosit dan pembekuan atau pengenceran darah.

– Penyakit hati, berisiko mengalami pendarahan saat hati bermasalah yang diawali dengan gangguan pada proses penggumpalan darah.

– Tumor otak, ukuran tumor yang semakin membesar memberikan tekanan di jaringan otak.

Aterosklerosis, timbunan plak dalam pembuluh darah menghambat aliran darah, berisiko pecah dan mengalami pendarahan.

Parah dan tidaknya pendarahan otak tergantung pada ukuran dan jumlah pembengkakan.

Baca juga: Kasus Covid-19 secara Nasional Naik, Masyarakat Tetap Waspada

Ada orang yang bisa sembuh total, namun tak sedikit juga yang mengalami komplikasi seperti stroke, kehilangan fungsi otak, kejang-kejang bahkan kematian.

Perawatan juga bergantung pada lokasi, penyebab dan luasnya pendarahan.

Pembedahan seringkali menjadi satu-satunya jalan untuk mengurangi pembengkakan dan mencegah pendarahan.

Mengingat pendarahan otak merupakan kondisi serius, penting untuk mengontrol berbagai faktor risiko pemicunya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *